“Kenapa harus ada lomba di Hari Kreativitas Internasional, sih?” Keluhku dalam hati. Ya, lusa adalah
tanggal 21 April. Artinya, Hari Kreativitas Internasional akan jatuh 2 hari
lagi. Aku sudah lelah dengan pelajaran sekolah, tugas menumpuk, dan ulangan
yang menunggu di depan mata. Sekarang, aku harus berpikir dan mengerahkan ideku
untuk lomba ini. Menggambar tidak bisa, mengarang apalagi. Aku bingung harus
berbuat apa untuk lomba ini.
Aku berjalan menuju rumah dengan langkah lesu. Tiba-tiba,
terdengar suara gitar dan orang bernyanyi. Aku mengalihkan pandanganku ke
sekelilingku, mencoba mencari asal suara itu. Aku menemukan seorang mahasiswa
yang sedang mengamen sambil memetik gitarnya. Aku menghampirinya, semakin dekat
aku semakin terpesona dengan lantunan nada-nada yang memenuhi telingaku.
Orang itu berhenti bermain, dan menatapku dengan heran.
“Ada apa?” tanyanya.
“Tidak, aku hanya ingin mendengarmu bermain gitar. Lanjutkan
saja, aku tidak akan mengganggu.”
Ia melanjutkan bermain. Aku duduk di sebelahnya sambil
menikmati permainan gitarnya. Tiba-tiba terlintas di benakku tentang lomba yang
diadakan 2 hari lagi. Lalu aku mendapatkan sebuah ide. Kutepuk bahu orang itu
agar dia berhenti bermain
“Kak, bisa ajarkan saya bermain gitar?”
“Bisa, kau mau belajar lagu apa?”
“Begini, bisakah kakak mengajariku dasarnya saja?”
“Bisa, kau mau mulai belajar kapan?”
Aku terdiam. Baru kusadari waktuku tinggal 2 hari lagi.
“Bisa mulai hari ini kak?”
“Baiklah.”
Ia meminjamkan gitarnya, dan mengajariku beberapa kunci
dasar pada gitar. Hari itu kulalui dengan berlatih gitar di taman, karena aku
sendiri tidak mempunyai gitar.
Keesokan harinya, sepulang sekolah, aku kembali menemui
kakak mahasiswa tersebut di taman dan waktu yang sama. Ia kembali mengajariku
dengan sabar sampai aku menguasai dasar-dasar dalam bermain gitar.
“Kak, bolehkan aku pinjam gitar ini? Aku akan mengikuti
lomba besok, dan aku berencana untuk memainkan sebuah lagu yang kukarang
sendiri..” jelasku
“Boleh-boleh saja, besok sepulang sekolah kembalikan ya..”
katanya.
Sesampainya di rumah, aku berlatih lagu yang kukarang
sendiri. Semakin lama aku merasa permainanku membaik. Aku semakin siap untuk
lomba esok hari.
Keesokan harinya, aku datang ke sekolah dengan riang. Saat
lomba berlangsung, aku memperhatikan setiap peserta. Mereka semua hanya
menampilkan puisi, pantun, dan semacamnya. Hingga saat giliranku tampil, para
penonton terlihat sudah bosan dan mengantuk. Mereka seperti tidak
memperhatikanku, lalu saat aku mulai memetik gitar, keterkejutan tergambar
jelas. Selama aku bermain, mereka terlihat menikmati penampilanku. Setelah aku
selesai bermain dan terdengar tepuk tangan meriah dari penonton.
Pengumuman pemenang diadakan sekitar 30 menit setelah
penampilanku. Aku tidak berharap banyak, tetapi terdengar namaku dipanggil
sebagai juara pertama. Hatiku dipenuhi rasa bangga dan senang. Aku naik ke atas
panggung dan menerima hadiah.
Sore itu, aku pulang dengan langkah ringan. Jalanan dan
perumahan yang terlihat biasa saja menjadi indah bagiku. Langit pada sore itu
juga terlihat menawan, sangat mendukung suasana hatiku sore itu.
No comments:
Post a Comment